Yuk.. Shalat Berjamaah di Masjid

Julukan


   Di Kampung kami dulu, saat saya masih kecil, ada sosok kakek yang rajin membersihkan masjid. Namanya Mbah Kasan. Pekerjaan dia membersihkan masjid, mulai dari halaman sampai ruang dalam masjid. Dia ikhlas melakukan apa pun untuk masjid, tapi pekerjaan dia ini tidak ada gaji dan pangkatnya.
   Dia bekerja tanpa disuruh, tanpa tekanan, tapi halaman masjid, khususnya di bagian belakang masjid terlihat rapi, ada pohon pisang, ubi dan lainnya terlihat tertata rapi. Tanaman itu memperindah masjid kami yang kabarnya sudah ada sejak zaman Belanda.
   Mbah Kasan sering diberi julukan tukang bersihkan masjid. Hidunya sederhana, bersama Nek Atun, mereka hidup rukun damai, dua sejoli kakek nenek yang hidupnya serba cukup. Mungkin Allah mencukupkan rezekinya karena dia rajin membersihkan rumah Allah.
   Itu dulu. Dalam konteks sekarang, sebenarnya orang-orang model Mbah Kasan ini masih banyak. Biasanya di antara jamaah masjid, ada julukan tukang perbaiki lamput masjid. Pokoknya kalau masalah listrik, lampu, kabel-kabel, sosok orang itu yang dijadikan andalan.
   Tanpa dimintai tolong, sosok jamaah yang rajin itu jika melihat lampu rusak, dia akan memperbaiki lampu masjid. Seakan-akan dia merasa berdosa jika lampu masjid itu rusak dan dia tidak memperbaikinya. Dia merasa seakan-akan mata jamaah tertuju padanya, dan dia pun terpanggil hatinya untuk memperbaiki lampu masjid.
   Ada juga jamaah yang keahliannya memasang kramik, saat melihat ada keramik yang terkelupas, dia langsung turun tangan memperbaikinya. Padahal upah memperbaiki keramik yang terkelupas ini cukup lumayan, dia tetap tidak mau dibayar. Itu sudah panggilan jiwa, seakan-akan itu sudah tugasnya. Pokoknya kalau ada masalah keramik rusak atau lantai masjid yang rusak dia langsung bekerja memperbaikinya.
   Masih banyak lagi julukan pada jamaah lainnya, yang memang ikut mengambil peran dalam memakmurkan masjid. Ada julukan tukang sembelih hewan kurban, tukang perbaiki kotak infak, tukang bersih parit masjid dan lainnya. Itulah kemulian hati mereka, walau mereka tidak termasuk pengurus masjid, atau pengurus masjid tapi tidak di bidanya, tetapi dia terpanggil untuk memperbaiki masjid.
   Fenomena ini sudah lama ada di masjid-masjid, sejak dulu. Kalau dulu biasanya yang bekerja membersihkan masjid. Dalam manajemen masjid, sosok-sosok dengan julukan yang baik untuk kemakmuran masjid ini sangat diperlukan.
   Mereka yang beragam julukan baik ini ingin mencari keberkahan dalam hidupnya. Jika ingin mendapatkan tambahan rezeki, maka mintlah pada Yang Maha Pembersi Rezeki (Allah). Caranya bisa saja membersihkan rumah Allah (masjid). Jika kita hitung-hitung (pelit) dalam bekerja memersihkan rumah Allah, tentulah Allah pun akan hitung-hitung memberi rezeki pada hambanya.
   Kasus Mbah Kasan yang hidupnya berkah, itu karena dia rajin membersihkan rumah Allah. Allah memberikan keberkahan kepada hambanya yang telah membersihkan rumahnya (masjid). Makanya mari mencari peran dalam memakmurkan rumah Allah, agar Allah pun tanpa hitung-hitung langsung memberikan keberkahan hidup pada diri kita.***

Rubrik : Catatan Manajemen Masjid 
Penulis : Dr. Jarir, M.Ag

Belum ada Komentar untuk "Julukan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel