Yuk.. Shalat Berjamaah di Masjid

Pengawasan Allah SWT Dalam Kehidupan Kita, Tausiyah Ramadhan Ustadz M. Zaki, S.Ag

Masjid Al-Muhajirin rutin adakan tausiyah setiap hari di bulan Ramadhan. Jamaah antusias dan penuh perhatian mendengarkan tausiyah malam ketujuh shalat tarawih oleh Ustadz M. Zaki, S.Ag.

Ustadz M. Zaki, S.Ag Kepala MDTA Al-Muhajirin dan juga warga RT01. Dalam tausiahnya beliau menyampaikan kajian tentang Pengawasan Allah SWT di dalam kehidupan kita.

Diawal kajian beliau bertanya kepada jamaah, apa yang kita lakukan saat masuk ke Masjid. Serentak jamaah terkhusus anak-anak kompak menjawab berDo’a.

Beliau menceritakan dimasa Rasulullah SAW ada sahabat yang bernama Sya’ban.

Sya’ban memiliki kebiasan unik, dia rutin datang ke masjid sebelum waktu shalat tiba. Dia selalu duduk di pojok masjid karena dia ingin memberikan kesempatan ibadah kepada jamaah lain. Seluruh jamaah termasuk Rasulullah SAW sudah paham dengan kebiasaan Sya’ban ini.

Pada suatu hari menjelang shalat subuh, Rasulullah SAW tidak melihat Sya’ban yang biasa duduk di pojok masjid, maka Rasulullulah bertanya kepada jamaah yang hadir, dimana Sya’ban ?
Tapi tidak satupun jamaah dan sahabat yang melihat Sya’ban.
Dan akhirnya shalat subuh ditunda sejenak untuk menunggu Sya’ban. Tapi yang dinanti tak kunjung datang. Akhirnya shalat subuh dilaksanakan khawatir keburu siang dan Sya’ban memang tidak datang sama sekali hari itu ke masjid.

Rasulullah SAW bertanya ke sahabat, adakah yang tahu dimana rumah Sya’ban ?
Salah seorang sahabat ada yang mengetahui rumah Sya’ban. Dan Rasulullah minta diantar ke rumah Sya’ban. Ternyata rumah Sya’ban dari masjid cukup jauh berjalan kaki. Hingga sampailah Rasulullah di rumah Sya’ban. Rasulullah mengucapkan salam dan keluarlah seorang perempuan, Rasulullah bertanya,

Benarkah ini rumah Sya’ban ?
Ya benar ini rumah Sya’ban, saya istri Sya’ban kata perempuan tersebut.
Bolehkan kami menemui Sya’ban, dia tidak hadir di masjid shalat subuh berjamaah pagi ini, ucap Rasulullah.
Istri Sya’ban terisak dan menjawab, Sya’ban telah meninggal pagi tadi.
Innalillahi wa innalillahi rojiun, jawab semua.

Dikisahkan Sya’ban sewaktu hidupnya pernah bertanya, aduh..
  1. Mengapa tidak terlalu jauh
  2. Mengapa tidak yang baru
  3. Mengapa tidak semuanya.
Syakban saat sakratul maut dilihatkan oleh Allah akan amalnya dan Allah juga melihatkan surga yang akan didapatkannya.
1. Mengapa tidak terlalu jauh ?
Menurut Sya’ban masjid tempat shalat nya berjamaah tidak jauh, padahal jarak tempuhnya sekitar 3 jam dari rumahnya. Kata Sya'ban itu dekat.
2. Mengapa tidak yang baru ?
Sewaktu diperjalanan mau shalat subuh ke masjid berjumpa dengan orang yang kedinginan dalam kondisi mengenaskan. Sya’ban iba dan memberikan baju yang dipakainya ke orang tersebut.
Dan saat Sya’ban sakratul maut dilihatkan.. aduh kata Syakban, kenapa saat itu dia tidak memberikan baju yang baru kepada orang yang kedinginan tersebut.
3. Mengapa tidak semuanya ?
Saat Sya’ban mau sarapan roti, maka dia melihat pengemis yang minta rotinya yang sudah tiga hari tidak makan. Sya’ban iba dan memberikan sebagian rotinya kepada pengemis dan makan bersama-sama.
Dan saat Sya’ban sakratul maut dilihatkan.. aduh kenapa tidak semuanya dia memberikan roti ke pengemis itu agar dia Sya'ban mendapatkan surga yang lebih tinggi lagi.

Ustadz M. Zaki, S.Ag menjelaskan, kehidupan kita ini tidak lepas dari pengawasan Allah SWT.

Allah SWT megawasi kita dengan tiga cara :
  1. Allah menciptakan kita dan mengawasi kita langsung
  2. Allah mengawasi kita dengan para malaikatnya. Ingatlah ada dua malaikat yang mencatat setiap perbuatan yang kita lakukan yang akan dilihatkan di yaumul mashar nanti.
  3. Allah mengawasi kita pada diri kita sendiri.
Pada saat kita meninggal tidak ada yang kita bawa kecuali amal kita sendiri. Dalam surah yasin ayat 65 dijelaskan.
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.

Oleh karena itu kita 24 jam setiap hari tidak lepas dari pengawasan Allah SWT. Bulan Ramadhan kita berpuasa menahan lapar dan haus dan juga menahan diri dari yang membatalkan puasa.
Misalnya kita diam-diam makan dan minum di siang hari karena tidak ada orang lain yang lihat, tetapi Allah maha tahu, kita diawasi oleh Allah, kita merasa takut karena diawasi oleh Allah SWT.
 
Diakhir kajian, Ustadz M. Zaki, S.Ag membuat tausiyah semakin semarak dengan pemberian hadiah buat dua orang anak (laki-laki dan perempuan) yang bisa menjawab pertanyaan kajian malam ini.
 
Dan ustadz juga berpesan ke semua jamaah, semoga di bulan yang penuh berkah ini kita pergunakan sebaik-baik mungkin dalam menjalankan ibadah, tutup Ustadz M. Zaki, S.Ag.

Setelah tausiyah dilanjutkan shalat tarawih dan witir berjamaah, bertindak sebagai imam shalat Muhammad Yanis.

Usai shalat, pengurus masjid menghitung jumlah infaq yang terkumpul pada shalat tarawih malam ketujuh sejumlah Rp.1.316.000,- Alhamdulillah ucap Bendahara Masjid Ustadz Jalinus S.Ag.

Selepas Shalat Tarawih dilanjutkan oleh beberapa orang jamaah tadarus Al-Quran. Kegiatan tadarus berlangsung rutin setiap Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengharap Ridha-Nya, memperoleh keutamaan dan pahala-Nya dan memakmurkan masjid.***

Gallery foto oleh Tim IT













Belum ada Komentar untuk "Pengawasan Allah SWT Dalam Kehidupan Kita, Tausiyah Ramadhan Ustadz M. Zaki, S.Ag "

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel