Yuk.. Shalat Berjamaah di Masjid

Sa’ad Bin Mu’adz Wafatnya Mengguncang Arasy dan Dihadiri 70.000 Malaikat, Tausiyah Ustadz Nashihul Amin, S.Ag

Sepuluh malam terakhir Ramadhan 1443 H, tepatnya malam ke-23 shalat tarawih, Ustadz Nashihul Amin, S.Ag mengisi tausiyah di Masjid Al-Muhajirin. Ahad (24/04/22).

Ustadz yang masih muda ini dulunya sekretaris masjid, sudah hampir satu tahun pindah daerah dan tinggalnya jauh dari Masjid Al-Muhajirin. Namun masih dirindukan oleh jamaah mengisi tausiyah dan imam shalat tarawih di Masjid Al-Muhajirin. Ustadz Nashihul punya ciri khas lantunan ayat suci Al-Quran nya merdu dan indah membuat jamaah khusu’ shalat berjamaah.

Ustadz Nashihul Amin, S.Ag terpesona dengan cepatnya pembangunan dan indahnya Masjid Al-Muhajirin sekarang. Dan beliau senang dan bahagia melihat ramainya jamaah di sepuluh malam terakhir Ramadhan yang antusias menjalankan ibadah shalat tarawih, witir berjamaah, tadarus Al-Quran dan Iktikaf di masjid, semoga jamaah istiqomah memakmurkan masjid, ungkapnya.

Dalam tausiahnya Ustadz Nashihul Amin, S.Ag menyampaikan kajian dan bercerita tentang sahabat Nabi SAW. 

Diawal beliau mengulangi kajian Surah Al-Baqarah 183.
Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ kutiba 'alaikumuṣ-ṣiyāmu kamā kutiba 'alallażīna ming qablikum la'allakum tattaqụn 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,

Zaman Nabi Daud AS sudah ada puasa, puasanya seling seling, hari ini puasa dan esok hari tidak puasa dan lusanya puasa lagi, begitu seterusnya.

Nabi Yusuf AS juga berpuasa.

Nabi Yunus AS juga berpuasa ketika berada didalam perut ikan, atas izin Allah, Nabi Yunus selamat dan bisa keluar dari perut ikan yang menelannya.

Bulan Ramadhan sering disebut bulan Al-Quran untuk mengenang mulianya Al-Quran. Dan bercerita tentang sahabat Nabi SAW yang bernama Sa’ad bin Mu’adz.

Awalnya Sa’ad bin Mu’adz hendak membunuh Nabi SAW karena mendengar Nabi SAW menyebarkan Islam ke Yasrib atau Madinah. Namun akhirnya tidak jadi karena Nabi SAW melayaninya dengan baik dan sopan sehingga hati Saad Bin Muad luluh. Sesudah itu, jalan hidup Sa’ad berubah. Mengabdi dan berjuang untuk Islam adalah pilihannya.

Pada usia 31 tahun ia masuk Islam. Dan dalam usia 36 tahun ia pergi menemui syahidnya, hanya 6 tahun memeluk agama Islam hingga wafatnya.

Sa’ad telah memeluk Islam, memikul tanggung jawab itu dengan keberanian dan kebesaran. Dan tatkala Rasulullah hijrah ke Madinah, maka rumah-rumah kediaman Bani Abdil Asyhal, yakni kabilah Sa’ad, pintunya terbuka lebar bagi golongan Muhajirin, begitu pula semua harta kekayaan mereka dapat dimanfa’atkan tanpa batas.

Saat Rasulullah SAW harus perang di Badar, Sa’ad yang mewakili orang-orang Anshar memberikan sikap dan dukungan yang tegas. Pada Perang Uhud yang bergejolak, Sa’ad menjadi tameng Rasulullah, tegak berdiri di sisi beliau. Di Khandaq, ia turut mempertahankan Madinah mati-matian. Ia terluka terkena panah Hibban bin Qais Al-Araqah. Kemudian Rasulullah memerintahkan untuk merawat Sa’ad di kemah Rufaidhah agar memudahkan beliau untuk menjenguknya.

Rasulullah memandang wajah Sa’ad lalu berkata, “Kebahagiaan bagimu, wahai Abu Amr”

Dan Sa’ad pun menghadap Ilahi. Orang-orang berduka cita dan berkabung. Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, kematian Sa’ad telah membuat Arys Allah terguncang.”  

Wafatnya "Mengguncang Arasy dan Dihadiri 70.000 Malaikat", Inilah Kisah Hikmah Sahabat Sa'ad bin Muadz.

Pelajaran apa yang kita bias ambil dari cerita Sa’ad bin Mu’adz diatas ialah :
  • Masuk dan jalankan islam secara menyeluruh, menjadi muslim kaffah.
  • Usia hanyalah hitungan angka, Bagaimana kita bisa memanfaatkan waktu sebanyak mungkin untuk beribadah kepada Allah SWT.
Jadilah kita orang Islam yang sesungguhnya, muslim yang taat beribadah, bukan sekedar tertera Islam di KTP saja.

Diakhir kajian, Ustadz Nashihul Amin, S.Ag membuat tausiyah semakin menarik dengan pemberian hadiah spesial buat empat orang anak (laki-laki dan perempuan) yang bisa menjawab pertanyaan kajian malam ini.

Setelah tausiyah dilanjutkan shalat tarawih dan witir berjamaah, dipimpin langsung oleh Ustadz Nashihul Amin, S.Ag sebagai imam dengan lantunan ayat suci Al-Quran yang indah. 

Selepas Shalat Tarawih dilanjutkan oleh beberapa orang jamaah tadarus Al-Quran dan itikaf di masjid. Kegiatan ini berlangsung rutin setiap Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, mengharap Ridha-Nya, memperoleh keutamaan dan pahala-Nya dan memakmurkan masjid.***

Gallery foto oleh Tim IT











Belum ada Komentar untuk "Sa’ad Bin Mu’adz Wafatnya Mengguncang Arasy dan Dihadiri 70.000 Malaikat, Tausiyah Ustadz Nashihul Amin, S.Ag"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel